Meninjau kisah Imam Abu Hanifah, seseorang pernah bertanya kepada bapa Imam Abu Hanifah. “Tuan, bagaimanakah tuan mendidik Hanafi sehingga begini istimewa jadinya?". Jawab bapa Imam Abu Hanifah “Aku didik Hanafi 40 tahun sebelum dia dilahirkan”.
Rasionalnya, pena saya menulis memang mudah, melahirkan apa sahaja yang saya rasa. Teorinya nampak mudah. Namun, hakikat yang kita perlu terima semuanya tidak semudah yang kita sangka. Pembentukan peribadi dalam diri kita memerlukan kekuatan spiritual dan mental yang tinggi. Dengan kegilaan dunia kini, tidak mustahil kita juga bakal kecundang. Persekitaran, budaya, keluarga yang sedia ada, turut memainkan peranan dalam membentuk siapa KITA. Namun yang pasti KITA sendiri yang menguasai diri dan IMAN di hati yang menjadi pendiding utama dalam kita melindungi diri.
Saya juga bakal menjadi seorang ibu.. Kalian yang membaca juga bakal menjadi seorang Mama.. Papa.. Ayah mahupun Bonda pada 'insan yang masih suci' yang belum kita miliki. Segalanya masih belum terlambat, siapapun kita, masih ada masa untuk kita betulkan keadaan.. memperbaiki kelemahan diri. Tiada manusia yang sempurna. Namun, dalam berusaha menjadi yang sempurna, ITU SUDAH MEMADAI UNTUK MENJADI YANG SEMPURNA. Marilah kita sama-sama berdoa memohon hidayah agar diberikan petunjuk dalam memiliki peribadi yang unggul, menemui seseorang yang dapat membimbing kita..dapat menerima diri kita dan keluarga seadanya dan paling utama dapat mendekatkan diri kita pada Yang Esa.
Ibu...bentuklah akhlakku...semenjak aku dari rahimmu... Ayah..alunkan suaramu memuji PENCIPTA ku...agar kelak aku akan mencontohi sifatmu... corakkan aku...bentuklah aku...agar kelak...
aku dapat memberi manfaat kepada kalian..setelah kalian tinggalkan aku..
cahaya alin~